Category: Cerita
-
Di Sini, Topeng Lebih Mahal dari Otak
Janggal, beberapa waktu belakangan mataku seperti mengalami penurunan fungsi. Dunia tampak samar. Kadang buram, kadang jernih. Kemarin aku yakin sekali melihat seekor kucing yang menggesekkan kepalanya ke kaki seseorang di mulut pintu kantor. Rekan kerjaku menolak percaya, menuduhku berhalusinasi. Aku pun sebenarnya mulai ragu, tapi bayangan itu berulang. Untungnya, aku tak marah dengan seloroh mereka…
-
Tanah yang tak Punya Fajar
Orang-orang memanggilnya Lantang, padahal suaranya pelan dan tubuhnya ramping jarang berbicara. Ia buruh biasa, tinggal di lorong belakang mess karyawan, makan di kantin penuh lalat, dan di bawah tanah tempat ia bekerja, semua orang jadi sama, hitam oleh debu, diam oleh tekanan, lupa oleh waktu. Tapi anaknya memanggilnya Ayah. Dan itulah satu-satunya suara yang membuatnya…
-
Dialog Siang dan Malam
Malam dan siang tengah beristirahat sejenak menikmati rokok dan kopi di pelataran waktu. Mereka berbincang tentang tahun-tahun yang mereka lewati. Hanya seribu tahun sekali mereka dapat bercengkerama seperti ini. “Bagaimana kabarmu, Siang?” tanya malam sambil menyeruput kopi pahit kesukaannya. Siang tersenyum kecil, menyalakan sebatang rokok yang merahnya terlihat kontras di tengah kehampaan. “Aku tetap sibuk.…
-
Topi Rimbaku
Pada lebat belantara hujan, gelagar suara atap terdengar dari dalam warkop, menyempurnakan hasratku tuk kembali menata huruf demi bait kurangkai ini. Kulihat keadaan sekitar semua tampak mesra dalam perbincangan, setiap sela seruput kopi, suara itu menyeruak merangsang indraku. Baru kali ini aku merasakan hasrat rindu mendalam, akan Rani. Topi rimbaAku terperangkap dalam lebat belantara basah.…
-
Bagaimana Jika Aku Mati Hari Ini?
Gelap. Begitu gelap, hingga aku merasa bisa tenggelam dalam malam ini. Aku, Qawi Hutsam Ghaitsa, berjalan tanpa arah, seakan jalan poros Samata yang kosong ini adalah satu-satunya tempat yang bisa menerima keberadaanku yang tak berarti. Langkahku terdengar berat, teredam dalam keheningan. Setiap detik yang berlalu terasa semakin menyakitkan. Seperti ada batu yang menumpuk di dada,…
-
Apa itu Kebaikan?
Sandyakala memang secantik itu. Warnanya merah jingga, bersinar redup di sore hari. Dalam beberapa kondisi, bisa berubah menjadi merah muda yang merekah tidak tahu apa penyebabnya. Di sore hari, akan menjadi sangat indah bersamaan dengan sunset. Hanya saja itu akan hilang kala hujan sedang turun. Orang-orang akan berlari untuk berteduh. Langit menjadi gelap, suasana menjadi…
-
Seorang Lelaki yang Akan Menjadi Ayah
Lelaki itu tidak pernah menyangka akan menjadi seorang ayah, hingga di suatu malam yang dingin dan berat, ketika malam makin pekat, saat suara yang terdengar hanya detak jam dinding di ujung ruangan, istrinya kaget karena sesuatu berdenyut di dalam perutnya. Jelas itu bukan ikan makan malamnya yang tetiba hidup kembali, atau serangga yang entah dari…
-
Kisah Seorang Nenek yang Jahat, dan Para Bibi yang Memiliki Sifat Serupa
Seorang anak perempuan nyaris setiap malam memandangi bintang-bintang di langit. Ia berharap betul di antara sekian bintang, ada yang turun ke bumi hingga permohonannya terkabulkan. Bahkan jika bintang tidak kunjung jatuh, meteor pun tak apa. Toh ia termasuk benda langit, ia meyakini. Tidak ada seorang pun yang mengetahui, permohonan anak perempuan itu kepada bintang jatuh.…
-
Those Memories in Midnight
Mari kita mulai, eh.. Bisakah aku mencoba untuk memulainya lagi? Bisakah kembali kumulai apa yang semsetinya menjadi asupan sehari-hariku, atau tentang kebiasaan-kebiasaan yang menjadi rutinitasku sehari-hari? Seperti memaknai sebuah lagu, menuliskan beberapa sajak indah yang tak melulu tentang drama cinta lalu terkungkung di sebuah bilik angan-angan, dihiasi jeruji besi berbentuk harapan. Mengenai rindu yang menikamku…
-
Selepas Senja Hari itu
Hujan dan senja adalah kesukaan kita berdua. Entah mengapa kita suka duduk di bibir pantai, di bawah pohon trembesi, kala kaki langit mulai menjingga, dan orang-orang sudah ingin pulang. Kita menghitung jumlah perahu nelayan hilir mudik, serupa titik-titik di tengah laut. Memungut dedaunan tanggal yang tak lagi hendak tinggal di dahan. Atau menertawakan kepiting pantai…