Ramadan, sang bulan suci bagi umat Islam, baru saja memasuki semadya safarnya. Persisnya, Jumat, 14 Maret 2023, seorang Bunda Literasi Kabupaten Bantaeng yang baru dilantik, Gunya Paramashukhaputri, bertandang ke Perpustakaan Daerah (Perpusda) Bantaeng.
Kunjungan tersebut berbuah tutur, seperti dilansir beberapa media daring, “Gedungnya bagus dan bermanfaat bagi masyarakat, tidak hanya tingkat sekolah tapi juga umum, ruang komputernya bagus, nyaman, viewnya bagus, aulanya juga fungsional. semua lembaga dan instansi juga bisa menggunakannya, refrensi bukunya cukup lengkap dan tempatnya nyaman, jadi anak-anak bisa belajar dengan tenang dan nyaman.”
Kunjungan Gunya, didampingi langsung oleh Suarsih, Kabid Penyelenggaraan Perpusda Bantaeng. Suarsih menabalkan, pada kesempatan ini, Bunda Literasi Bantaeng, akan berdiskusi dengan pihak perpustakaan mengenai program literasi, serta mengunjungi berbagai fasilitas yang tersedia. “Kami berharap kunjungan ini dapat menjadi langkah awal dalam sinergi yang lebih erat antara Bunda Literasi dan Perpustakaan Daerah dalam membangun budaya literasi yang kuat di masyarakat.”
Hadirnya gedung perpustakaan berlantai tiga dan lumayan mewah ini, bernilai seputar 9,6 milyar, tidak bisa dilepaskan dari peran berbagai pihak. Khususnya pemerintah daerah. Saya melakukan percakapan dengan Suarsih, terkait kronik kehadiran gedung baru perpustakaan. Pasalnya, ia menjadi katalisator antara pemerintah Kabupaten Bantaeng dengan pihak Perpurnas.
Suarsih berkisah cukup panjang di ruangannya. Pada tahun 2019 Pemerintah Pusat menyalurkan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Subbidang Perpustakaan. Penyaluran DAK ini untuk menjawab kebutuhan penyediaan fasilitas perpustakaan di daerah. Kala itu, belum ada Lokasi Perioritas (LOKPRI) sehingga Kabupaten Bantaeng mendapat DAK berupa Renovasi Gedung dan TIK. Tahun anggaran 2020 kembali mendapat DAK Perabot/Mobiler dan Bahan Pustaka. Tahun yang sama, berkoordinasi dengan Perpustakaan Nasional, sebagai leading sektor Perpustakaan Daerah, bermaksud meminta DAK Pembangunan Gedung Layanan Perpustakaan Daerah yang berstandar.
Ada beberapa syarat untuk pengajuan DAK Fisik Pembangunan, salah satunya DED (Desain Enginering Detail) dan kami menganggarkan melalui APBD pada saat itu. Setelah semua persyaratan dilengkapi, ternyata ada perubahan aturan, yaitu Sistem LOKPRI, di mana daerah yang akan mendapatkan bantuan DAK Fisik masuk dalam kategori LOKPRI.
Lalu, tahun berikutnya mencoba memasukkan lagi proposal dan masih seperti tahun sebelumnya ditolak, sehingga tahun berikutnya kami mencoba mengubah lokasi yang sebelumnya berada di Jln. Andi Mannappiang ke Jln. Elang, kami membuat kembali DED dan sekali lagi proposal kami ditolak.
Kalakian, tahun 2023 atas inisiatif Ilham Azikin, selaku Bupati Bantaeng, bersilaturahmi sekaligus audiensi ke Kepala Perpusnas terkait DAK Fisik Pembangunan Gedung, dan alhamdulilah tahun 2024 akhirnya Kab. Bantaeng menjadi salah satu daerah/lokasi prioritas yang mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran 2024. Selama pengurusan, dukungan penuh dari Ilham tak bertepi, sebentuk kebaikan bernuansa legasi.
Setelah beberapa tahapan, salah satunya, Tim Perpusnas turun langsung untuk verifikasi lapangan, guna memastikan kelayakan Pembangunan Gedung Layanan Perpustakaan Daerah, dikepalai oleh Syamsir selaku Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bantaeng. Sebagai Kadis, Syamsir sangat mengapresiasi adanya bantuan DAK Fisik pembangunan gedung layanan perpustakaan daerah, sehingga beliau berkomitmen untuk menjadikan Perpusda Bantaeng sesuai Standart Opreting Procedure.
Tahun 2024 sebelum memulai proses seleksi pengawasan, dan dilanjutkan pemilihan penyedia melalui e-purchasing, kami kembali memperbaharui berkas administrasi, karena pergantian Pejabat Kepala Daerah, Pj. Bupati Bantaeng, Andi Abubakar. Usai penetapan hasil seleksi konsultan pengawasan, dilanjutkan dengan pemilihan penyedia melalui e-purchasing/e-katalog.
Setelah itu, dilakukan penandatangan kontrak, didampingi oleh Tim Pendamping Hukum, Jaksa Pengacara Negara, Inspektorat dan Kepala Bagian Hukum sekretariat Daerah, juga diperkuat oleh Tim Monitoring Evaluasi dari Kepolisian bagian dari Tipikor.
Penandatangan kontrak terhitung 29 April 2024-29 Oktober 2024. Hasilnya, diresmikan saat peringatan Hari Jadi Bantaeng ke-770, 7 Desember 2024, sebagai kado ulang tahun. Arkian, 1 Februari 2025, Perpusda Bantaeng secara resmi membuka layanan. Demikian penuturan panjang dari Suarsih.
Sewaktu Andi Abubakar meresmikan Perpusda Bantaeng, meluncur harapan dalam sambutannya, sebagaimana terdokumentasi dalam rilis media daring yang dibagikan, “Kita harus menyiapkan SDM yang mumpuni di bidang tersebut, mengisi gedung yang kosong dengan sarana, prasarana dan SDM yang mumpuni, agar kantor ini tidak terbengkalai dan dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.”
Meskipun sang bunda literasi Bantaeng telah menegaskan referensi bukunya cukup lengkap, tapi bagi saya selaku pegiat literasi, tetap ingin mengungkapkan, bahwa koleksi buku yang ada saat ini, Perpusda Bantaeng cukup ketinggalan 20 tahun terakhir akan kemutakhiran koleksi buku, khususnya karya-karya sastra dan lainnya. Apatah lagi, di gedung baru ini, ruang koleksinya makin spesifik. Ruang khusus anak, remaja, dewasa, dan lansia-disabilitas.
Jujur, seonggok harapan mengemuka, terpicu karena kunjungan Gunya, buat berpacu, mungkinkah koleksi bisa di-gaspoll, guna membangkitkan Perpusda Bantaeng, sebagai bagian dari Bantaeng Bangkit? Seperti tagline yang dijanjikan pemerintahan baru?

Pegiat Literasi. Telah menulis buku: Air Mata Darah (2015), Tutur Jiwa (2017), Pesona Sari Diri (2019), Maksim Daeng Litere (2021), dan Gemuruh Literasi (2023), serta editor puluhan buku. Pendiri Paradigma Institute Makassar dan mantan Pemimpin Redaksi Kalaliterasi.com. Kini, selaku CEO Boetta Ilmoe-Rumah Pengetahuan Bantaeng, sekaligus Pemimpin Redaksi Paraminda.com.
Leave a Reply