Kenali diri, peduli jiwa dan pikiran, sebentuk wujud cinta kita pada diri sendiri. Karena itu, perlu ada perawatan diri. Perawatan diri bukan sekadar mempercantik penampilan, melainkan investasi jangka panjang untuk menjaga dan merawat diri sendiri.
Perawatan kulit adalah rangkaian aktivitas untuk menjaga kesehatan sekaligus memperbaiki penampilan, serta mencegah berbagai masalah yang mungkin muncul pada kulit.
Investasi diri, sebagaimana perawatan kulit, biasanya didasari demi mempercantik tubuh, baik di dalam maupun di luar. Perawatan kulit, akrab dengan sebutan skincare, bukan hanya sebagai rangkaian ritual kecantikan. Tetapi juga salah satu cara perempuan dalam menerapkan kedisiplinan ilmu kesehatan.
Disiplin dalam merawat kulit akan membantu kulit tetap sehat. Kulit merupakan organ penting yang berfungsi melindungi tubuh dari polusi, patogen, dan radiasi UV berbahaya dari sinar matahari.
Saat ini, orang berlomba-lomba dalam perawatan kulit. Namun, sering kita jumpai, banyak produk yang kandungannya tidak sesuai dengan anjuran pihak BPOM. Orang-orang biasanya lebih mengutamakan kecantikan, tetapi tidak memperhatikan isi di dalam skincare yang digunakan. Seperti halnya, pada produk yang pernah viral di tahun 2023. Hasil uji laboratorium BPOM menujukan bahwa, banyak produk skincare mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan.
Kasus Mira Hayati misalnya, sempat menarik perhatian publik. Ia sering memamerkan gaya hidup mewah di media sosial sambil memasarkan produk skincare miliknya. Namun, produk tersebut terbukti mengandung merkuri berbahaya. Akibatnya, ia dijatuhi hukuman enam tahun penjara. Kasus ini menunjukkan pentingnya perlindungan konsumen terhadap produk berbahaya serta konsekuensi hukum bagi pengusaha yang mengabaikan standar keamanan.
Seiring berkembangnya ilmu pengatahuan, skincare memiliki berbagai macam jenis yang memiliki fungsi masing-masing, tergantung apa yang terkandung di dalamnya. Baik yang berbahaya maupun tidak berbahaya. Produk skincare yang tidak berbahaya biasa mengandung antioksidan (Vitamin C), yang dapat membantu menetralkan radikal bebas, dan retinoid yang membantu merangsang pergantian sel, untuk mengurangi penuaan diri. Biasanya produk yang mengandung retionol digunakan 2 kali seminggu, dan tidak bisa dicampurkan dengan produk yang di dalamya terdapat kandungan AHA/BHA.
Mencampurkan retinoid dengan AHA/BHA dapat menyebakan iritasi kulit parah, kekeringan, pengelupasan, dan peningkatan sensitivitas terhadap matahari.
Kecenderungan perawatan kulit menggunakan produk yang mengandung merkuri di dalam skincare, akan merusak organ tubuh, saraf, dan resiko kanker kulit. Merkuri di dalam skincare dapat membuat kulit menjadi cerah secara cepat. Akibatnya, orang-orang mudah tertarik menggunakan produk berbahaya tersebut. Dan tidak memperhatikan resiko yang akan terjadi, hingga membuat orang merasa ketergantungan pada skincare yang dipakai.
Bahaya penggunaan merkuri, apabila tidak digunakan lagi, maka akan mengakibatkan flek hitam. Seperti kasus viral tahun 2022, seorang pengguna produk krim merkuri yang awal penggunaanya sangat cepat mencerahkan, bersih tanpa komedo dan jerawat, lama-lama timbul flek hitam yang diakibatkan oleh papaan sinar matahari dan penghentian penggunaan produk abal-abal tersebut.
Merawat diri membutuhkan kesabaran dan ketaatan dalam penggunaan skincare, agar dapat memberikan hasil yang maksimal. Perawatan diri dimulai dengan penggunaan skincare yang basic, seperti pembersih (cleanser), toner, pelembab (mousturizer), serum, sunscreen, masker, eye cream, dan masih banyak lagi perawatan kulit, yang bisa digunakan untuk menjaga kesehatan kulit.
Sepuluh hingga lima belas menit waktu perawatan, bisa menjadi jeda untuk menenangkan pikiran. Mencuci wajah, mengoleskan serum, dan melembapkan kulit sambil merasakan teksturnya yang lembut di tangan. Di balik citra produk yang mewah dan tren yang terus berganti, esensi perawatan kulit sejatinya terletak pada konsistensi dan kesadaran diri, bukan seberapa banyak produk yang digunakan.
Setiap orang memiliki kebutuhan kulit yang berbeda. Karena itu, penting untuk menyesuaikan produk dengan kondisi kulit, bukan sekadar mengikuti tren media sosial atau iklan. Perawatan kulit adalah investasi jangka panjang yang menumbuhkan rasa cinta terhadap diri sendiri, menghadirkan ketenangan, dan membantu seseorang mengontrol emosinya.
Melalui rutinitas skincare, seseorang belajar fokus dan sabar terhadap proses. Perawatan kulit menjadi bentuk nyata kepedulian pada diri, baik lahir maupun batin, serta langkah awal menuju rasa percaya diri dan perasaan rileks.
Perawatan kulit yang elegan adalah bentuk self-reward; cara menghargai diri melalui rutinitas sederhana yang menumbuhkan kesadaran waktu dan kehadiran diri. Self-reward bukan tentang kemewahan, melainkan tentang menghargai perjalanan dalam merawat dan mencintai diri sendiri.
Kebiasaan ini juga menciptakan momen me-time yang membantu mengurangi stres dan memperbaiki suasana hati. Seperti yang diungkapkan Audre Lorde, penulis dan aktivis hak-hak sipil asal Amerika Serikat,“Merawat diri sendiri bukanlah pemanjaan diri, melainkan pelestarian diri.”
Sumber gambar: Meta AI

Lahir di Bantaeng 28 Februari 2001. Bekerja di Aparatur Pemerintahan Desa Mappilawing. Aktif dalam suatu organisasi kepemudaan. Pernah menjadi asisten dosen di Universitas Teknologi Yogyakarta (2022). Gemar bermain games dan menonton anime. Menjadi salah seorang peserta Kelas Menulis Esai di Boetta Ilmoe-Rumah Pengetahuan dan Balla Literasi Indonesia Bantaeng.


Leave a Reply