Pertanyaan lewat judul tulisan ini, terinspirasi oleh pernyataan dan sekaligus kenyataan yang dialami oleh beberapa pasien yang saya dampingi.
Sangat sering terucap dari bibir mereka, seperti: Nanti saya marah, baru anakku mendengar perintahku. Nanti saya marah, baru anakku bergegas menunaikan tugasnya. Nanti saya marah, baru istriku tahu, kalo saya tidak suka perbuatannya. Nanti saya marah, baru suamiku mengerti, bahwa saya tidak suka kelakuannnya. Kalau saya tidak marah, maka tidak akan ada perubahan.
Betulkah harus dengan marah? Saya kira tidak. Sebetulnya ini terkait dengan apa yang ada pada pikiran seseorang. Masihkah ingat, bahwa pikiran memiliki kekuatan dan mampu mencipta kenyataan? Jika pernyataan pernyataan di atas menguat pada pikiran, maka hampir dipastikan, seperti itulah kenyataannya.
Jikalau hal tersebut terjadi, maka sesegera mungkin mengubah di pikiran, dan yakinkan diri kita, bahwa orang lain akan mendengar apa yang disampaikan, tanpa harus ada marah yang mendahuluinya. Kita bisa menggantinya dengan komunikasi yang lebih persuasif.
Selain karena pikiran, kenyataan tersebut bisa terjadi karena sistem komunikasi yang dilakukan. Misalnya, ketika akan menyuruh sang anak, apakah anak tersebut dalam kondisi siap untuk melaksanakan perintah? Apakah sang anak tidak dalam kondisi ada pekerjaan lain?
Bila berhubungan dengan pasangan, apakah tepat momentumnya untuk menyampaikan sesuatu? Apakah pasangan tidak dalam kondisi capek dan lelah? Hal seperti ini sebaiknya menjadi perhatian untuk sebuah komunikasi yang maksimal.
Misalnya, ketika akan menyuruh sang anak. Akan lebih baik jikalau diawali dengan pernyataan dan pertanyaan, “Nak… lagi bikin apa? Bisa saya minta tolong? Tolong ambilkan tasku di atas lemari.” Bagi yang terbiasa dengan istilah to the point, langsung ke inti pesan, mungkin sistim komunikasi seperti ini terkesan ribet dan bertele-tele.
Namun, yakinlah sahabat holistik , bahwa dengan model berkomunikasi seperti itu, akan lebih nyaman dan berhasil tanpa menyisakan efek psikis, baik pada orang tua, terlebih lagi sang anak. Dan sebetulnya, di saat yang sama, kita sedang mengajarkan pola komunikasi yang berkualitas.
Begitupun jika berhubungan dengan pasangan, lihat dulu situasi dan kondisinya, apa memungkinkan untuk segera menyampaikan sesuatu? Atau harus menunda dulu?
Terkait dengan marah dan atau marah marah , terkadang dipandang enteng akibatnya . Bahkan, mungkin ada yang sudah menjadikannya hobi, yaitu hobbi marah-marah, saking seringnya marah.
Sebelum mengulas sebab, efek, dan terapi marah, ada baiknya memperhatikan beberapa hadits berikut (a) “Janganlah engkau mudah marah.” (HR Bukhari) (b) “Jangan kamu marah, maka kamu akan masuk surge.” (HR Ath-Thabrani) dan (c) “Barang siapa yang menahan amarah, sedangkan dia mampu mengeluarkannya, maka Allah memenuhi rongganya dengan keamanan dan iman.” (HR. Abu Dawud)
Tiga hadits di atas sudah cukup, untuk menggambarkan keutamaan menghindari marah. Tentu saja, masih ada hadits lain terkait marah.
Sebab marah adalah akhlak yang tercela, maka kita akan bahas lebih detail lagi tentang marah. Kita mulai dari apa yang menyebabkan marah. Perasaan marah disebabkan antara lain (1) adanya yang mengekang/menghalangi dalam hal pemenuhan akan sesuatu (2) sensitif dengan kondisi atau mudah tersinggung (3) kecewa, sebab tidak sesuai harapan dengan kenyataan (4) adanya energi negatif jin. Seseorang yang sering marah tanpa sebab yang jelas, bisa jadi ada gangguan jin.
Marah tidak bisa dipandang enteng akibatnya. Ternyata, marah berefek pada kualitas kehidupan seseorang. Efek marah menimbulkan, pertama, kemampuan berpikir akan rusak, perkataan tidak terkontrol, perbuatan tidak terkendali, dan merusak tatanan hubungan baik personal maupun kelompok.
Kedua, marah selama 5 menit menyebabkan sistem imunitas menurun selama 6 jam, meningkatkan detak jantung, dan menyebabkan hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi). Jadi, bukan karena hipertensi yang membuat seseorang sering marah, melainkan karena sering marah yang membuat seseorang mengidap penyakit hipertensi.
Ketiga, melebarnya bentuk usus, peredaran darah meningkat di wajah dan mata. Ketika sedang marah, maka wajah dan mata akan tampak memerah, tapi bukan merah merona, dan sel-sel akan rusak dan pada akhirnya mati. Satu kali marah, berakibat 15.000 sel mati.
Keempat, lekas tua. Semahal apa pun produk yang digunakan, untuk tampak lebih glowing dan awet muda, tapi sering marah, maka produk tersebut hampir tak bermanfaat.
Kelima, menular energi negatifnya kepada orang yang dimarahi. Buktinya, tak seorang pun suka dimarahi, bahkan orang yang dimarahi bisa juga marah kepada orang yang telah memarahinya.
Lalu gimana supaya terhindar dari marah? Atau yang sedang marah, bagaimana mengatasinya? Apa yang mesti dilakukan dan dari mana mesti mulai? Beberapa hal yang bisa dilakukan:
1. Istighfar. Istighfar bertujuan untuk pengendalian diri, baik di pikiran maupun di perasaan.
2. Ta’awudz. Ini bermanfaat untuk menghalau kemungkinan adanya setan, baik setannya jin maupun setan manusia.
3. Berwudu. Marah melambangkan unsur api pada tubuh. Yang bisa memadamkan api adalah air.
4. Diam. Diam bertujuan untuk mengendalikan pernyataan, perkataan dan perbuatan yang tidak terkontrol.
5. Mengubah posisi tubuh. Ini bermanfaat untuk pengalihan kondisi, sekaligus pergantian energi.
6. Mengamalkan zikir Asmaul Husna Ya Latif (Allah Mahalembut). Kita berharap keberkahan dari amalan ini supaya hati menjadi lebih lembut.
7. Menyadari efek marah. Bahwa marah sangat memengaruhi kualitas hidup seseorang termasuk dari aspek kesehatannya.
8. Memaknai hadits Rasulullah saw., “Sesungguhnya kekuatan itu tidak ditunjukkan dengan kekasaran. Namun, kekuatan itu dimiliki oleh seseorang yang dapat menahan dirinya di saat ia sedang marah” (Muttafaq alaih).
9. Ambil cermin, dan silahkan lihat wajah terindahnya.
10. Tahan napas atau perlambat napasnya. Ini bermanfaat untuk melambatkan kerja jantung yang cenderung lebih cepat di saat marah.
11. Tersenyum. Senyuman akan mampu menggeser suasana hati, dari emosi negatif ke positif.
Lalu, masihkah ingin marah atau marah-marah?
Kredit gambar: Pinterest

Seorang terapis. Bergiat di Sekolah dan Terapi Pammase Puang Holistik Center Makassar. Dapat dihubungi pada 085357706699.


Leave a Reply