Faktor Kunci Prestasi Inovasi Bantaeng

Tahun 2024 ini, Pemerintah Kabupaten Bantaeng meraih prestasi membanggakan sekaligus mengejutkan. Tak tanggung-tanggung pada Kompetisi Pemantauan, Keberlanjutan dan Replikasi Inovasi Pelayanan Publik atau disingkat PKRI yang diselenggarakan oleh Kementerian PANRB, Kabupaten Bantaeng menyabet 4 prestasi pada 3 kategori yang dilombakan.

Kompetisi PKRI merupakan lomba pertama yang diadakan oleh Kementerian PANRB , sebagai pengganti dari Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tingkat Nasional (KIPP Nasional) yang tidak dilaksanakan tahun ini, KIPP Nasional berlangsung sejak tahun 2014.

Pada kategori instansi Pembina inovasi terbaik, bersama 26 instansi (Kementerian, Lembaga, BUMN, Provinsi, Kabupaten, Kota) di seluruh Indonesia, Kabupaten Bantaeng menjadi salah satu instansi Pembina terbaik. Satu-satunya Kabupaten di Sulawesi Selatan yang meraih penghargaan tersebut. Hal ini sesuai pengumuman Kementerian PANRB Nomor: B/456/PP.00.05/2024 tertanggal 10 Juli 2024.

Sementara itu pada kategori Keberlanjutan yang mempertemukan para Juara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Nasional (Top 99/45 KIPPNas) sejak tahun 2014 s/d 2023, Inovasi RAJA SMILE dari RSUD Prof Anwar Makkatutu Bantaeng berhasil meraih Top 5 Terbaik kelompok Kabupaten.

Sedangkan pada kategori Rumaheplikasi, dua inovasi berhasil masuk Top 5 Terbaik kelompok Kabupaten yaitu Inovasi JEDAR SASKIA dari PKM Pabentengang dan Inovasi SASKIA PUBER dari PKM Campagaloe.

Pengumuman Top 5 Terbaik pada kategori Keberlanjutan dan Replikasi berdasarkan Pengumuman Kementerian PANRB tanggal 29 Juli 2024 bernomor: B/536/00.95/2024.

Aspek Penilaian

Pertama, kategori Instansi Pembina Inovasi.

Pada kategori ini Pemerintah Kabupaten Bantaeng yang dikoordinir oleh Bappeda didukung Bagian Organisasi Setda Bantaeng mampu memenuhi sejumlah indikator capaian pada 3 aspek penting pembinaan inovasi yaitu: Penciptaan; Pembinaan; dan Pelembagaan. Aspek tersebut digunakan untuk menilai kapasitas dan hasil pembinaan inovasi di daerah.

Pada aspek Penciptaan, indikator yang dinilai adalah pelibatan pegawai dan masyarakat dalam proses penciptaan inovasi, adanya penyelenggaraan kompetisi inovasi pelayanan publik di lingkup internal, penyelenggaraan kapasitas Unit Pelayanan Publik (UPP) penyelenggaran inovasi, dan fasilitasi keikutsertaan pada Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik, serta mampu menunjukkan hasil penciptaan inovasi.

Pada aspek Pengembangan, indikator yang dinilai adalah ketersediaan dukungan institusional dalam penyebarluasan inovasi, kegiatan monitoring dan evaluasi replikasi inovasi pelayanan publik, replikasi inovasi oleh dan dari instansi pemerintah lain.

Pada aspek Pelembagaan, indikator yang dinilai adalah dukungan regulasi, adanya inovasi dalam penilaian kinerja organisasi, dukungan anggaran pembinaan inovasi, dukungan sumber daya manusia, ketersediaan mekanisme monitoring dan evaluasi pembinaan inovasi, serta kolaborasi dalam pembinaan inovasi pelayanan publik.

Kedua, kategori Keberlanjutan.

Pada kategori ini, inovasi yang diikutkan hanya yang mendapat undangan dari Kementerian PANRB karena pernah meraih Top 99/45 sejak tahun 2014 saat KIPP Nasional dimulai. Bantaeng mendapatkan jatah undangan sebanyak 5 inovasi, yaitu: Bendera SASKIA dari PKM Sinoa (Top 45 Tahun 2000), SASKIA Peduli Disabilitas dari PKM Baruga (Top 99 Tahun 2022), RAJA SMILE dari RSUD Prof Anwar Makkatutu (Top 45 Tahun 2022), serta SAMAWAKI dari Dinas Dukcapil (Top 99 Tahun 2023). Inovasi yang berhasil tembus melewati Desk Penilaian Dokumen dan melangkah pada babak Presentasi dan Wawancara adalah inovasi RAJA SMILE.

Aspek yang dinilai pada kategori Keberlanjutan fokus pada status keberlanjutan inovasi, strategi keberlanjutan, pengembangan inovasi, dampak, dan penyebarluasan inovasi. Pada kategori ini, RAJA SMILE mampu menunjukkan bukti dokumen pendukung yang mampu menarik perhatian Tim Penilai Independen untuk melakukan verifikasi lapangan-melihat langsung layanan inovasi di RSUD Prof Anwar Makkatutu.

Ketiga, kategori Replikasi.

Pada kategori ini, inovasi yang bisa diikutkan adalah inovasi yang dinisiasi oleh Unit Pelayanan Publik terinspirasi dari salah satu inovasi pemenang Top 99/Top 45 KIPP Nasional. Kabupaten Bantaeng beruntung, salah satu inovasinya “Bendera SASKIA” peraih Top 45 KIPP Nasional tahun 2020 menjadi inspirasi sejumlah unit layanan di Dinas Kesehatan Bantaeng untuk mereplikasinya.

Bantaeng memiliki cukup banyak inovasi replikasi dari Bendera SASKIA yang dilahirkan oleh Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM), namun yang berhasil bertahan mengikuti kompetisi dan memenuhi persyaratan adalah Inovasi Jemput dan Antar Satu Sasaran Kesehatan Ibu dan Anak (JEDAR SASKIA) dari PKM Pa’bentengang, dan inovasi SASKIA PUBER (Peduli Ibu Bersalin) dari PKM Campagaloe.

Kedua inovasi tersebut mampu memenuhi aspek penilaian pada indicator progress replikasi, bentuk replikasi, dampak dan strategi keberlanjutan. Bahkan mendapat kesempatan dikunjungi Tim Penilai Independen dari Kementerian PANRB.

Faktor Kunci

Pj Bupati Bantaeng, Andi Abubakar menyambut sukacita atas raihan prestasi tersebut. Asruddin-Kepala Bappeda Bantaeng meneruskan pesan WA Pj Bupati yang menyatakan rasa bangganya dan merasa penting untuk merayakannya. “Tim Inovasi sangat luar biasa, perlu kita syukuran…” ungkapnya via WA.

Patut diapresiasi, bahwa perhatian dan dukungan dari Pimpinan Daerah Bantaeng sangatlah tinggi.  Perhatian dan dukungan mereka telah ditunjukkan sejak masa sosialisasi, proses pembimbingan, kemudian memasuki tahap presentasi dan wawancara hingga verifikasi lapangan. Tentu hal ini menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan inovasi Bantaeng berprestasi di tingkat nasional.

Setelah raihan prestasi tersebut viral di media sosial, kami selaku Tenaga Pendamping Inovasi Pemkab Bantaeng mendapat chat dan telepon dari berbagai kalangan mengucapkan selamat dan bertanya tentang apa rahasia di balik keberhasilan tersebut.

Ketika ditanya terkait hal tersebut, jawaban yang sering disampaikan bahwa inovasi bukanlah sesuatu yang instan-yang hadir saat kompetisi digelar, diperlukan perencanaan yang baik bila ingin menciptakan, membangun dan mengembangkan inovasi. Bahkan di berbagai kunjungan belajar seperti studi tiru, studi lapangan yang dilakukan oleh daerah lain ke Bantaeng, sering dikemukakan pentingnya pemerintah daerah membuka ruang bagi NGO atau praktisi mengambil peran di dalamnya.

ASN kita memiliki keterbatasan dalam berbagai hal, sehingga keterlibatan pihak luar dapat membantu menutupi celah kekurangan itu. Sehingga lahirlah sebuah kolaborasi yang kuat. Sebagaimana yang disampaikan oleh Dr. Fadillah Amin, Ketua Tim Panel Independen PKRI Kementerian PANRB pada saat melakukan verifikasi lapangan di Bantaeng (26/7/204), bahwa kunci keberhasilan berinovasi adalah kolaborasi.

Dengan adanya kolaborasi lintas sektor seperti pemerintah, akademisi, swasta, media dan Organisasi Masyarakat Sipil, maka peningkatan kualitas pelayanan publik lewat inovasi akan menjadi lebih efesien dan efektif.

Selamat untuk Bantaeng. Ayo bangun daerah dengan inovasi!


Comments

3 responses to “Faktor Kunci Prestasi Inovasi Bantaeng”

  1. Endang Muliani Avatar
    Endang Muliani

    Selamat buat Kabupaten Bantaeng sebagai Kabupaten Terinovatif dan selalu menjadi kabupaten Berprestasi di Bidang Inovasi selamat Buat Pak Rahman Ramlan

  2. Irfan tawakkal Avatar
    Irfan tawakkal

    Wah keren. Bantaeng makin baik.

  3. Terima kasih ataa apresiasinya. Salam hormat buat Ibu Endang dan Pak Irfan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *