Penyakit Sejuta Umat (1)

Apa yang ada dalam benak sahabat holistik ketika membaca judul tulisan di atas? Jujur, saya membuat judul tulisan, “Penyakit Sejuta Umat”, karena teringat dan terinspirasi, pada julukan yang disematkan kepada salah seorang dai kondang puluhan tahun lalu.

Sekalipun sudah almarhum, tapi beliau  seperti masih berada di tengah tengah penggemar dan pendengarnya, melalui rekaman ceramahnya. Beliau adalah almarhum KH. Zainuddin MZ. Beliau sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Bahkan saking banyaknya penggemar, beliau dijuluki “Dai Sejuta Umat”.

Lalu apa hubungannya dengan judul tulisan ini? Apakah karena penyakit tersebut sangat banyak penggemarnya? Tentu saja bukan. Mana ada penyakit yang digemari, iya bukan? Melainkan karena penyakit ini sangat sering dialami oleh manusia. Bahkan, mungkin hampir semua orang pernah mengalaminya. Penyakit tersebut tak lain dan tak bukan adalah “Maag”.

Penyakit maag, ada juga yang menyebutnya gangguan dan bukan penyakit. Maag menjadi sangat populer, sebab setiap saat kita mendengar orang mengeluhkannya. Maag ini berhubungan dengan asam lambung.

Asam lambung sebetulnya, sudah ada pada setiap orang, bersamaan saat dilahirkan. Asam lambung berhubungan dengan fungsi dan proses pada pencernaan.

Ada dua istilah yang berhubungan dengan asam lambung terkait dengan gangguan yang dialami. Pertama, kekurangan asam lambung biasa disebut dengan under acid. Gejalanya adalah sembelit (susah buang air besar) dan obatnya adalah minum air tajin. Sembelit karena under acid sangat jarang dialami oleh seseorang.

Kedua, kelebihan asam lambung, biasa disebut dengan over acid. Inilah yang paling sering dialami dengan istilah maag.

Berdasarkan penelitian, kelebihan asam lambung bukan hanya menyebabkan maag. Disebut maag, ketika kelebihan asam lambung masih berada di wilayah perut. Namun, ketika sudah menyebar ke wilayah lain, maka juga akan menyebabkan beberapa penyakit lainnya.

Kala asam lambung betul-betul berlebihan dan sudah tidak tertampung lagi di perut, maka asam lambung tersebut akan melanjutkan perjalanannya ke bagian tubuh lainnya. Saat naik ke bagian dada, kemudian ada rasa nyeri tertusuk, plus sensasi serasa terbakar dan sesak, maka ini biasa di sebut dengan “gerd”.

Penyakit sinusitis berdasarkan penelitian, juga disebabkan karena asam lambung memasuki rongga sinus di hidung. Sakit di kepala, penglihatan berkunang kunang, telinga mendengung, sakit di perut tembus ke bagian belakang,  juga biasanya berkenaan dengan gejala naiknya asam lambung.

Karena kelebihan asam lambung sangat mengganggu, bahkan fatal dan sangat bisa menjadi jalan kematian (kasus gerd),  maka kita berusaha mencegahnya, dan ketika terjadi, maka kita pun berusaha mengatasinya dan tidak cukup dengan hanya mengobatinya. Kecuali kalau sakit tersebut mau dipelihara. Sakit koq dipelihara.

Sesuai dengan prinsip penanganan kesehatan holistik, yang selalu mencari akar penyebab sebuah penyakit, causal therapy, maka kelebihan asam lambung pun harus dicari tahu apa penyebabnya. Supaya penanganan dan perawatannya tepat sasaran,  efektif dan efisien.

Selama ini, naiknya atau kelebihan asam lambung dihubungkan karena mengkonsumsi makanan dan minuman tertentu. Makanan pedas, kecut dan semacamnya, dianggap sebagai pemicu naiknya asam lambung. Minum kopi, makanan bersantan, ketan (songkolo’) dan makanan terbuat dari ketan, juga dianggap sebagai pemicu naiknya asam lambung. Begitupun kondisi terlambat makan, juga selalu dihubungkan sebagai pemicu naiknya asam lambung.

Sebagai praktisi kesehatan holistik, saya tidak meyakini hal tersebut di atas, sebagai penyebab naiknya asam lambung. Kalaupun menjadi penyebab, maka berada pada posisi sekunder. Bahkan, mungkin tersier. Intinya, bukan penyebab utama.

Untuk membuktikannya,  sangatlah mudah, yaitu dengan melihat kenyataan yang ada. Kalau karena makanan dan minuman juga kondisi di atas menjadi penyebab naiknya asam lambung, maka semua orang yang makan dan minum yang sejenis, serta mengalami kondisi terlambat makan,  semuanya akan menderita maag.

Lalu bagaimana dengan orang yang berpuasa? Bukan lagi terlambat makan, tetapi tidak makan sama sekali selama belasan jam. Begitu pun yang sedang berpantang makanan dan minuman seperti di atas, seharusnya sudah bebas dari maag, tetapi kenyataannya tidaklah demikian.

Saya banyak menemukan pasien yang pola makan dan minumnya sudah sangat baik, berpantang makanan dan minuman yang dianggap penyebab maag, termasuk sangat disiplin untuk tidak terlambat makan, tetapi masih menderita maag.

Lalu, apa yang menjadi penyebab utama dan bagaimana cara mengatasinya? Bagaimana terapinya?

Sahabat holistik, tulisan saya berikutnya, akan menjelaskan sebab dan terapinya “Penyakit Sejuta Umat (2)”.

Kredit gambar: Bekelsego.com


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *